Tema :
Pengaruh Bahan Bakar terhadap Kepadatan Perkotaan
Pengarang : Catur Sugiyanto
Judul : Estimating
the Effect of Urban Density on Fuel Demand
A.
LATAR
BELAKANG
Memperkirakan model
permintaan bahan bakar wilayah perkotaan untuk memberikan langsung perkiraan
elastisitas permintaan sehubungan dengan kepadatan perkotaan. Kebutuhan bahan
bakar per kapita didekomposisi menjadi saham mobil per kapita, konsumsi bahan
bakar per kilometer dan jarak tahunan didorong per mobil per tahun. Kepadatan
perkotaan ditemukan untuk mempengaruhi konsumsi BBM, sebagian besar melalui
variasi stok mobil dan dalam jarak perjalanan, daripada melalui konsumsi bahan
bakar per kilometer. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk secara resmi menguji
hubungan antara kepadatan perkotaan dan permintaan bahan bakar dan secara eksplisit
memperkirakan elastisitas permintaan bahan bakar sehubungan dengan perkotaan
kepadatan. Biasanya, model permintaan bahan bakar didasarkan pada tingkat
nasional, tingkat negara.
B.
MASALAH
Ketika harga bahan
bakar yang tinggi menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan energi. Sekarang
masalah besar karena harga minyak telah mencapai rekor tertinggi baru dan juga
sebagai kekhawatiran atas perubahan iklim telah menjadi lebih diterima secara
luas. Transportasi sektor rekening untuk sebagian besar dari konsumsi energi
global dan akibatnya perubahan iklim. Tulisan ini dimaksudkan untuk
mengevaluasi bagaimana perkotaan kepadatan dapat mempengaruhi permintaan
relatif untuk bahan bakar transportasi jalan, menyediakan perkiraan elastisitas
yang sensitif terhadap pola aksesibilitas lokal.
C.
METODOLOGI
Dalam makalah ini kami
menggunakan data tingkat kota agregat mewakili kepadatan perkotaan dan permintaan
bahan bakar perkotaan per kapita sebagai produk kepemilikan mobil per kapita,
konsumsi bahan bakar per km dan jarak tahunan didorong per mobil, dengan
masing-masing komponen yang ditetapkan sebagai fungsi kepadatan perkotaan. Dan
juga menggunakan data cross-sectional dari Kota Millennium Database untuk
Transportasi Berkelanjutan (1999) disusun oleh UITP. Database berisi informasi
tentang 100 kota dari seluruh dunia untuk tahun 1995. Dari jumlah tersebut, 84 kota
yang digunakan untuk estimasi model sebagai data untuk beberapa kota yang tidak
lengkap. Ini 84 kota berasal dari 42 negara yang berbeda. Keterbatasan potensi Milenium
Kota database adalah bahwa mungkin ada inkonsistensi dalam variabel definisi
dan prosedur pengumpulan data antara berbagai negara termasuk.
D.
VARIABEL
1. Permintaan
bahan bakar untuk wilayah perkotaan
2. Kepadatan
perkotaan untuk mempengaruhi konsumsi BBM
3. Variasi
stok mobil dan dalam jarak perjalanan, melalui konsumsi bahan bakar per
kilometer
E.
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan dengan
cross-sectional data dari 32 negara besar dari eropa, Canada, asia, Australia
dan amerika. Jurnal ini menjelaskan tentang mengevaluasi bagaimana kepadatan
jumlah penduduk di perkotaan dapat mempengaruhi permintaan relatif untuk
bahan bakar transportasi jalan, memberikan perkiraan elastisitas yang sensitif
terhadap pola fasilitas umum. Bahan bakar konsumsi per kapita terhadap
kepadatan perkotaan diperkirakan dalam rentang -0.33 sampai -0.35.
Kepadatan penduduk kota terhadap
permintaan bahan bakar yaitu inelastic, fenomena di kota yang terjadi, karena
banyaknya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah maka jarak yang di tempuh
penduduk di perkotaan relative singkat. Pemakaian transportasi umum dapat
menghemat pemakaian BBM sehingga dalam pemakaian BBM lebih efisiensi.
Harga BBM mempengaruhi permintaan bahan bakar sebagian
besar melalui variasi dalam konsumsi bahan bakar per km dan jarak mengemudi
bukan kepemilikan mobil. Hal ini dapat mencerminkan harga bahan bakar tidak
mempengaruhi permintaan mobil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar