Blogger Templates

Kamis, 08 November 2012

Tugas Akhir Teori Ekonomi 1


TUGAS AKHIR
TEORI EKONOMI I
JURNAL
“ Consumer Surplus and Producer Surplus “
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
DWI ANGGRAINI                  22211224
LINDA FATMAWATI ALFI 28211700
OKTAVIA RAHMI                 25211450
KELAS : SMAK05-03
Dosen : Dr. Prihantoro
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Consumer Surplus and Producer Surplus
I.       Abstrak
Surplus konsumen adalah nilai kerelaan pembeli untuk membayar suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang sebenarnya. Surplus konsumen mengukur manfaat yang diterima pembeli dari partisipasinya di suatu pasar. Surplus konsumen dapat dihitung dengan mencari luas daerah di bawah kurva permintaan dan di atas harga.
Surplus produsen adalah harga jual suatu barang dikurangi biaya produksinya. Surplus konsumen mengukur manfaat yang harus diterima penjual dari partisipasinya di suatu pasar. Surplus produsen dapat dihitung dengan mencari luas daerah dibawah harga dan di atas kurva penawaran..
Suatu alokasi sumber-sumber daya yang memaksimalkan nilai surplus produsen dan surplus konsumen adalah alokasi yang efisien. Para pembuat kebijakan sering kali sangat memerhatikan efisiensi dan juga pemerataan dari hasil-hasil ekonomi.
Titik keseimbangan permintaan dan penawaran memaksimalkan jumlah surplus proodusen dan surplus konsumen. Artinya, tangan tak tampak di pasar menggiring pembeli dan penjual untuk mengalokasikan sumber sumber daya dengan efisien. Pasar tidak dapat mengalokasikan sumber-sumber daya secara efisien ketika terjadi kegagalan pasar seperti adanya kekuasaan pasar atau eksternalitas.
II.    Latar Belakang
Pada dasarnya aktivitas-aktivitas operasi produksi dalam suatu perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya sefesien mungkin. Perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya memerlukan sumber daya-sumber daya yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Perusahaan tidak ingin merugi yang diakibatkan akibat aktivitas-aktivitas penggunaan sumber daya yang kurang efektif sehingga berpengaruh pada penetapan harga yang cenderung tinggi.  Perubahan harga akan mengakibatkan perubahan atau pergerakan kurva permintaan yang telah terbentuk, baik harga itu mengalami penurunan atau pun kenaikan. Perubahan kurva permintaan yang diakibatkan oleh kenaikan harga karna ketidakefesiennya produksi akan mengakibatkan perubahan interaksi permintaan dan penawaran yang terjadi dan keseimbangan pasar pun akan berubah. Perubahan keseimbangan pasar ini pada akhirnya berdampak pada pembentukan surplus perusahaan itu sendiri. Harga yang cenderung bergerak naik  akan mengurangi surplus perusahaan yang telah dicapai dan juga sebaliknya.
Pemecahan masalah bagaimana suatu perusahaan mengatur suatu kegiatan operasi produksi agar dapat meningkatkan keuntungan adalah bukan perkerjaan yang mudah. Perusahaan memerlukan sejumlah teori yang dijadikan sebagai pedoman dalam membaca situasi dalan kegiatan produksi, situasi pasar untuk menetapkan harga yang tepat dan wajar dan harga yang sanggup dibayar oleh konsumen. Hal inilah yang sebagai dasar pemahaman bagaimana surplus perusahaan terbentuk dari aktivitas-aktivitas operasi produksi perusahaan yang mempengaruhi tingkat harga yang ditetapkan seminimal mungkin dan aktivitas-aktivitas pasar yang membetuk keseimbangan pasar dan pada akhirnya mampu mengantarkan perusahaan dalam meraih keuntungan yang maksimum.
Just, Hueth dan Schmitz (1982) menyatakan bahwa perubahan harga komoditi akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan produsend dan konsumen komoditi yang bersangkutan. Pengaruh tersebut dapat diukur dari besarnya surplus produsen dan konsumen.   Marshall dalam Daryanto. A. (1989), surplus konsumen didefinisikan sebagai perbedaan antarajumlah uang yang sebenarnya dibayarkan oleh konsumen dengan jumlah uang yang bersedia dibayarkan daripada ia tidak memiliki barang tersebut. Dalam hal ini, surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena membeli seluruh unit yang diinginkan dengan harga berlaku P* meskipun mereka bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi. Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah uang yang bersedia dibayarkan untuk jumlah Q* .
Surplus produsen disebut pula sebagai sewa ekonomi (economic rent), jika diasumsikan bahwa biaya tetap (fixed cost) tidak diperhitungkan (Pindyck R.S. and Rubinfeld. D. L.,(1992). Surplus Ekonomi. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan total dalam masyarakat diperoleh dari penjumlahan antara surplus konsumen dan surplus produsen.
III.    Permasalahan
Surplus konsumen dan surplus produsen total bernilai maksimal pada titik ekuilibrium di mana kurva permintaan dan kurva penawaran saling berpotongan. Konsumen menerima keuntungan dari harga yang dibayarnya, sementara produsen menerima kompensasi dari biaya. Pemerintah menetapkan kebijakan ceiling price (harga tertinggi) dan floor price(harga dasar) sebagai standar dalam system penawaran transaksi antara produsen dan konsumen untuk menciptakan keseimbangan surplus ekonomi, oleh karena itu teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus ekonomi (kehilangan surplus konsumen dan surplus produsen) makin besar yang disebut deadweight loss.
Maka dari beberapa hal mengenai surplus konsumen dan produsen, dirumuskan 3 masalah :
1.      Faktor apa saja yang mempengaruhi surplus konsumen dan produsen ?
2.      Bagaimana pengaruhnya surplus ekonomi terhadap keseimbangan harga dan kuantitas ?
3.      Bagaimana kebijakan pemerintah dalam menetapkan floor and ceiling price ?
IV.  Metodologi Penelitian
Sumber pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar adalah marginalis (marginalism approach) yang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi atau mengonsumsi ditentukan oleh berapa besar tambahan pendapatan atau manfaaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau dikonsumsi. Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia tidak menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan.
·         Varibel :
Jika kasus pasar mobil diatas digunakan kembali sebagai contoh, satu unit mobil pertama dijual dengan harga 82juta, sedangkan unit kedua baru akan dijual jika harganya 84juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi konsumen untuk 1 unit pertama bersedia membeli dengan harga 199juta. Tetapi untuk unit selanjutnya, konsumen hanya maua memebeli dengan harga dibawah 199juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan pemakaina mobil telah menurun.
Pada saat keseimbangan, konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih sedikit dibanding kesediaan membayar. Sebaliknya produsen menerima uang lebih banyak daripada yang sebenarnya mereka harapkan.
V.    Analisis
Surplus Produsen adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh seorang produsen dari penerimaan harga suatu barang yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk ditawarkan.
Surplus Konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut.
Standar pada penawaran dan permintaan, surplus konsumen (Customer Surplus) adalah area berbentuk segitiga biru muda di atas tingkat harga dan di bawah kurva permintaan, karena intramarginal konsumen membayar lebih sedikituntuk item daripada maksimum bahwa mereka akan membayar. Sebaliknya,surplus produsen (Producer Surplus) adalah area berbentuk segitiga ungu di bawah tingkat harga dan di atas kurva penawaran, karena itu adalah jumlah minimum produsen dapatmenghasilkan.
Jika keseimbangan terjadi sehingga harga pasar telah terbentuk maka tentu akan ada konsumen yang diuntungkan karena merasa bahwa harga itu terlalu rendah. Demikian pula, tentu ada saja produsen yang merasa diuntungkan karena setelah dipertimbangkan harga keseimbangan itu terlalu tinggi.
Harga keseimbangan adalah E. Diantara para konsumen, tentu ada kemungkinan yang sebenarnya mampu membeli lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan, misalnya titik E menggambarkan harga Rp.100. Karena harga hanya Rp.100 dan ia mampu membeli lebih, maka ia merasa diuntungkan. ‘Keuntungan’ yang diterima oleh masing-masing konsumen itu disebut consumer surplus (surplus konsumen). Jika seluruh surplus konsumen yang diterima oleh seluruh konsumen itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas segitiga biru muda.
Hal yang sama juga terjadi di antara para produsen. Karena efesiensi produksinya mampu menjual lebih rendah dari harga keseimbangan itu. ‘Keuntungan’ yang diterima oleh masing-masing produsen itu di sebut producer surplus (surplus produsen). Jika seluruh surplus porodusen yang diterima oleh seluruh produsen itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas segi tiga ungu.
VI.  PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Surplus Produsen (perusahaan)
Surplus produsen adalah jumlah produsen yang menguntungkan dengan menjual pada mekanisme harga pasar yang lebih tinggi daripada harga mereka yang bersedia untuk menjual.
Perhatikan bahwa surplus produsen umumnya mengalir melalui kepada pemilik faktor-faktor produksi: dalam persaingan sempurna, tidak ada surplus produsen timbul untuk perusahaan individual. Ini adalah sama dengan mengatakan bahwa keuntungan ekonomi didorong menjadi nol. Bisnis dunia nyata umumnya memiliki atau mengontrol beberapa masukan mereka, yang berarti bahwa mereka menerima surplus produsen karena mereka: ini dikenal sebagai keuntungan normal, dan merupakan komponen biaya peluang perusahaan. Jika faktor-faktor pasar persaingan sempurna juga, surplus produsen pada akhirnya berakhir sebagai sewa ekonomi kepada pemilik input langka seperti tanah.
Dalam beberapa aliran heterodoks ekonomi, surplus ekonomi menunjukkan total pendapatan yang berasal dari kelas penguasa yang langka kepemilikan faktor-faktor produksi yang baik diinvestasikan kembali.  Dalam ekonomi Marxis, istilah surplus mungkin juga merujuk kepada nilai lebih, produk surplus dan surplus buruh.
2.2     Jenis–Jenis Kelompok Produsen (perusahaan)
Kelompok produsen dapat dibagi dalam tiga kelompok sehubungan dengan kemampuan menjualnya, yaitu:
1.      Penjual Supermarginal
Penjual supermarginal adalah penjual yang berani menjual produknya di bawah harga pasar. Produsen ini menggunakan konsep dan falsafah produksi dalam pemasarannya yaitu memproduksi barang sebanyak-banyaknya kemudian menjualnya dengan harga yang semurah-murahnya tapi tetap masih peroleh keuntungan.
2.      Penjual Marginal
Penjual marginal adalah produsen yang menjual produknya sama dengan harga pasar. Biasanya produsen ini hanya menjual produknya di tempat-tempat yang tawar-menawar tidak diberlakukan, sehingga mereka menyiasatinya dengan memberi label harga produknya.
3.      Penjual Submarginal
Penjual submarginal adalah kelompok penjual yang hanya menjual produknya di atas harga pasar. Produsen kelompok ini menganggap bahwa produknya sangat eksklusif, unik, produsennya sangat ternama dan terkenal atau sejenisnya.
Analisis surplus konsumen dan produsen sebanarnya hanya ditujukan pada kelompok konsumen dan produsen yang submarginal dan supermarginal, karena dua kelompok ini yang mungkin dapatkan surplus dari pembelian dan atau penjualan produknya.
Konsumen akan dapatkan suplus jika preferensi harga yang diperkirakannya lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar. Besarnya surplus tentu saja bergantung pada berapa banyak jumlah kuantitas yang akan dibeli dikalikan dengan selisih harga tersebut. Sedangkan produsen akan dapatkan surplus penjualannya jika harga jual produknya lebih rendah dari harga yang mampu dibeli oleh konsumen dalam kondisi keseimbangan pasar.
2.3     Proses Terbentuknya Surplus Produsen

E
 
c
 
b
 
a
 
            Gambar 1: Surplus Produsen (perusahaan) dan Konsumen
Standar pada penawaran dan permintaan (S & D) Diagram, surplus konsumen (CS) adalah area berbentuk segitiga abE di atas tingkat harga dan di bawah kurva permintaan, karena intramarginal konsumen membayar lebih sedikit untuk item daripada maksimum bahwa mereka akan membayar. Sebaliknya, surplus produsen (PS) adalah area berbentuk segitiga bcE di bawah tingkat harga dan di atas kurva penawaran, karena itu adalah jumlah minimum produsen dapat menghasilkan.
Jika keseimbangan terjadi sehingga harga pasar telah terbentuk maka tentu akan ada konsumen yang diuntungkan karena merasa bahwa harga itu terlalu rendah. Demikian pula, tentu ada saja produsen yang merasa diuntungkan karena setelah dipertimbangkan harga keseimbangan itu terlalu tinggi. Untuk memahami ini perhatikan gambar 1.
Harga keseimbangan adalah E. di antara para konsumen, tentu ada kemungkinan yang sebenarnya mampu membeli lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan, misalnya titik E menggambarkan harga Rp.100. Karena harga hanya Rp.100, maka ia merasa diuntungkan. ‘keuntungan’ yang diterima oleh masing-masing konsumen itu disebut consumer surplus (surplus konsumen). Jika seluruh surplus konsumen yang diterima oleh seluruh konsumen itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas segitiga abE.
Hal yang sama juga terjadi di antara para produsen. Di anatara mereka ada yang sebenarnya -karena efesiensi produksinya- mampu menjual lebih rendah dari harga keseimbangan itu. ‘keuntungan’ yang diterima oleh masing-masing produsen itu di sebut producer surplus (surplus produsen). Jika seluruh surplus porodusen yang diterima oleh seluruh produsen itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas segi tiga bcE.
Jika pemerintah melakukan intervensi dengan menerapkan, misalnya, pajak atau subsidi, maka grafik permintaan dan penawaran menjadi lebih rumit dan juga mencakup daerah surplus pemerintah mewakili. Dikombinasikan, surplus konsumen, surplus produsen, dan pemerintah surplus (jika ada) membuat surplus sosial atau total surplus. Total surplus adalah ukuran utama dalam ekonomi kesejahteraan digunakan untuk mengevaluasi efisiensi kebijakan yang diusulkan.
2.4     Surplus Perusahaan Pada Pasar Persainagn Sempurna, Monopoli, dan Monopolistik.
Surplus produsen adalah harga jual suatu barang dikurangi biaya produksinya dan produsen akan mendapat surplus penjualannya jika harga jual produknya lebih rendah dari harga yang mampu dibeli oleh konsumen dalam kondisi keseimbangan pasar. Suatu alokasi sumber-sumber daya yang memaksimalkan nilai surplus produsen  adalah alokasi yang efisien. Para pembuat kebijakan sering kali sangat memperhatikan efisiensi dan juga pemerataan dari hasil-hasil ekonomi, akan tetapi pasar tidak dapat mengalokasikan sumber-sumber daya secara efisien ketika terjadi kegagalan pasar seperti adanya kekuasaan pasar atau eksternalitas.
            Seperti yang telah dijelaskan bahwa surplus perusahaan pada dasarnya adalah harga jual suatu barang dikurangi baiaya produksinya. Oleh karena itu, dalam menganalisis proses terbentuknya surplus produsen (surplus perusahaan) akan diterangkan melalui pendekatan biaya-biaya produksi dan tambahan keuntungan marginal; dalam hal ini adalah biaya marginal (MC), biaya variabel rata-rata (AVC), biaya rata-rata total (AC) dan tambahan keuntungan (MR).
2.4.1   Surplus Perusahaan Pada Pasar Persaingan Sempurna
AC
 
C/P
 
Surplus perusahaan (surplus produsen) dalam pasar persaingan sempurna akan terbentuk pada saat di mana MR=MC



 

 
MC
 
E
 
c
 

 
b
 

b
 
a
 


Kegiatan perusahaan akan mencapai surplus keuntungan maksimum apabila jumlah produksi yang digambarkan dalam grafik tercapai keadaan di mana MR=MC dan berlaklu pada waktu produksi adalah 7 unit. Denghan demikian perusahaan mencapai keuntungan maksimum apabila produksi adalah sebanyak 7 unit. Jika seluruh surplus porodusen atau perusahaan yang diterima oleh seluruh produsen itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas Eabc.
2.4.2   Surplus Perusahaan Pada Pasar Monopoli
HARGA
 
Gambar 3 menunjukkan bagaimana surplus perusahaan dapat terjadi di mana keuntungan maksimum dicapai dengan menggunakan pendekatan hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal.
A
MC
 
AC
 
P
 
C
 
B
 
 
MR
 
D=AR
 
0
 
Q
 
JUMLAH BARANG
 
Q
 
                                                                
Kurva AC, MC, D = AR, MR dibuat berdasarkan pada bentuk kurva-kurva tersebut. Kemudian telah diterangkan bahwa keuntungan maksimum atau bisa disebut juga surplus perusahaan maksimum dapat ditentukan dengan melihat pada tingkat produksi yang mana keadaan MR=MC ada. Kurva MR dan MC berpotongan pada waktu tingkat produksi sebanyak Q unit. Hasil penjualan total adalah OP x OQ, atau sama dengan OPAQ. Sedangkan biaya total adalah OC x OQ, atau sama dengan OCBQ. Dengan demikian, surplus perusahaan maksimum ditunjukkan oleh kotak PABC.
2.4.3   Surplus Perusahaan Pada Pasar Monopolistik
    Surplus perusahaan yang dicapai dalam pasar monopolisttik adalah sama dengan di surplus perusahaan pada pasar monopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam pasar persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan pasar.
HARGA
 
A
 
MC
 
AC
 
P
 
C
 
B
 
AC
MR
 
D=AR
 
JUMLAH BARANG
 
Q
 
                                   
   VII.     Kesimpulan
Pemecahan masalah bagaimana suatu perusahaan mengatur suatu kegiatan operasi produksi agar dapat meningkatkan keuntungan adalah bukan perkerjaan yang mudah. Perusahaan memerlukan sejumlah teori yang dijadikan sebagai pedoman dalam membaca situasi dalan kegiatan produksi, situasi pasar untuk menetapkan harga yang tepat dan wajar dan harga yang sanggup dibayar oleh konsumen. Harga yang mahal mengakibatkan konsumen akan membayar terlalu tinggi untuk membeli suatu barang dibanding benefit yang konsumen dapatkan, jelas berdasarkan hukum permintaan, permintaan perlahan akan turun dan mempengaruhi keadaaan keseimbangan pasar serta secara tidak langsung surplus perusahaan yang telah tercapai sebelumnya akan mengalami penurunan dan berlaku juga sebaliknya. Hal inilah yang sebagai dasar pemahaman bagaimana surplus perusahaan pada awalnya terbentuk dari aktivitas-aktivitas operasi produksi perusahaan yang mempengaruhi tingkat harga yang ditetapkan seminimal mungkin dan aktivitas-aktivitas pasar yang membetuk keseimbangan pasar dan pada akhirnya mampu mengantarkan perusahaan dalam meraih keuntungan yang maksimum.
Memahami tentang teori surplus perusahaan (surplus produsen) adalah penting untuk bagi siapa pun yang terlibat dalam aktivitas operasi produksi, operasi pasar. Namun, dalam pemahaman teori ini dibutuhkan juga pemahaman-pemahaman teori-teori lain yang secara langsung berhubungan, misalnya: teori permintaan, teroi penawaran, teori biaya dan produksi dan lain sebagainya.
Sumber:
·         Teori Ekonomi Mikro, Pratama Rahardja dan Mandala Manurung